Matematika Kelas XII

SEMESTER GENAP

LIMIT FUNGSI




Untuk lebih memahami silahkan simak video berikut








SEMESTER GANJIL

Pertemuan ke-1

PELUANG

 

A. Kaidah Pencacahan

Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi.

1. Aturan Penjumlahan

Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total anggota di kedua himpuan adalah a + b.

Contoh : 1

Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu tersedia 5 jeis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki.

Dengan demikian orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor.

 

2. Aturan Perkalian

Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkab kejadian satu persatu dan aturan pemngisian tempat yang tersedia.

 a. Menyebutkan kejadian satu persatu

Contoh : 1

Anton mempunyai 3 kaos yang berwarna putih, merah dan biru serta mempunyai 2 celana panjang yang berwarna hitam dan cokelat. Tentukan kemungkinan – kemungkinan Anton memakai kaos dan celana panjang!

Penyelesaian :

Terdapat 3 cara untuk menentukan kemungkinan – kemungkinan Anton memakai kaos dan celana panjang.

· Dengan Diagram pohon dan tabel silang diperoleh:

        

· Dengan Himpunan pasangan terurut

{(Putih, Hitam), (Putih, Cokelat), (Merah, Hitam), (Merah, Cokelat), (Biru, Hitam), (Biru, Cokelat)}

Dari ketiga cara di atas, dapat disimpulkan banyak cara Anton memakai kaos dan celana
panjang = 6 cara = 3 × 2 = banyak cara memakai kaos × banyak cara memakai celana panjang.

 

Contoh : 2

Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 2 cara, dari kota B ke kota C dapat ditempuh dengan 4 cara. Berapa cara yang dapat ditempuh dari kota A ke kota C ?

Penyelesaianya :


Dari keterangan di atas, jaringan jalan yang menghubugkan kota A, kota B dan C dapat dibuat diagram sebagai berikut:



Hasil yang mungkin adalah : 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 2.1, 2.2, 2.3, 2.4. Jadi banyaknya ada 8 cara.

Contoh : 3

Suatu gedung mempunyai 4 pintu keluar masuk. Berapa cara seseorang dapat masuk dan keluar?

a) dengan pintu yang berbeda

b) dengan pintu mana saja

Penyelesaian:

Misalkan pintunya A, B, C, dan D

AB artinya : masuk pintu A dan keluar pintu B

BA artinya : masuk pintu B dan keluar pintu A

a) dengan pintu yang berbeda hasilnya:

AB, AC, AD, BC, BD, BA, CD, CA, CB, DA, DB, DC jadi banyaknya: 12 cara

b) dengan pintu masa saja, hasilnya:

AA, AB, AC, AD, BC, BD, BA, BB, CD, CA, CB, CC, DA, DB, DC, DD.

Jadi banyaknya : 16 cara

b. Aturan pengisian tempat yang tersedia

Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat diselesaikan dengan meyebutkan kejadian satu persatu. Akan tetapi, akan mengalami kesulitan kejadiannya cukup banyak. Hal ini akan lebih cepat jika diselesaikan dengan menggunakan aturan pengisian tempat yang tersedia atau dengan mengalikan.

Contoh 1:

Alya mempunyai 5 baju dan 3 celana. Berapa cara Alya dapat memakai baju dan celana?

Peyelesaian :

Misalkan kelima baju itu B1, B2, B3, B4, B5 dan ketiga celana itu C1, C2, C3. Hasil yang mungkin terjadi adalah….

 

  B1          B2               B3             B4                B5

C1

C2

C3

C1B1       C1B2           C1B3         C1B4           C1B5  

C2B1       C2B2           C2B3         C2B4           C2B5 

C3B1       C3B2           C3B3         C3B4           C3B5 

Jadi banyaknya cara Alya dapat memakai baju da celana = 15 cara

Langkah diatas dapat diselesaikan dengan:


       Baju            Celana

 

Jadi, ada 5 ´ 3 cara = 15 cara

Contoh 2:

Salma mempunyai 5 baju, 3 celana, 2 sepatu dan 4 topi. Tentukan berapa cara Salma dapat memakainya ?

Jadi, ada 5 ´ 3 ´ 2 ´ 4  cara = 120 cara.


Secara umum dapat dirumuskan:

 

Contoh 3:

Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, berapa banyaknya bilangan yang terdiri dari 4 angka yang dapat disusun?

a) tanpa pengulangan

b) boleh berulang

Penyelesaian :

a) Tanpa pengulangan

Empat angka berarti ribuan, sehingga diperlukan empat tempat





Angka nol (0) tidak mungkin menempati urutan pertama sehingga yang mungkin angka 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau 6 cara dan tanpa pengulangan maka :





Jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah:

6 ´ 6 ´ 5 ´ 4 = 720 bilangan

b) Pengulangan

Angka nol tidak mungkin menempati urutan pertama sehingga ada 6 cara, untuk urutan kedua dan seterusnya masing-masing tujuh cara sebab semua angka memungkinkan karena berulang maka diperoleh:





Jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah:

6 ´ 7 ´ 7 ´ 7 = 2058 bilangan.


 Untuk lebih memahami, silahkan simak video di bawah ini!


TUGAS 1:

1.  Santo seorang pelajar SMK swasta di Solo. Santo memiliki tiga jenis alat transportasi yang ia kendarai dari rumah ke sekolah. Antara lain: sepeda (sepeda mini, sepeda gunung), sepeda motor (yamaha, honda, suzuki) serta mobil (sedan, kijang, pick-up). Berapa banyak cara Santo untuk berangkat dari rumah ke sekolah?

2.  Seseorang mempunyai tiga pasang sepatu dan lima pasang kaus kaki. Dengan aturan tabel tentukanlah banyaknya cara orang tersebut dalam mengenakan sepatu dan kaus kaki

3.    Tentukanlah banyaknya bilangan yang terdiri atas tiga angka yang dapat disusun dari angka-angka 3, 4, 5, 6 dan 7 jika :
       (a) angka-angkanya tidak boleh muncul berulang
       (b) angka-angkanya boleh muncul berulang


Pertemuan ke-2


 
 




PERTEMUAN KE-3





PERTEMUAN KE 4

Petunjuk:
sebelum mengerjakan soal, buka buku catatan pada materi pertemuan ke 2 dan 3,,, dan simak video berikut!




Kerjakan soal Berikut!


Note:  
 Foto hasil pekerjaan dengan jelas (tidak buram) yaa supaya mudah mengoreksinya

Tugas dikirim ke email raya.n4ila@gmail.com  
           Paling lambat tanggal 12 Agustus 2020




PERTEMUAN KE 5  (18 Agustus 2020)










Untuk lebih memahami, silahkan simak video di bawah ini!






PERTEMUAN 6 (UH 1)
Soal melalui WA

PERTEMUAN 7 
(LKS Hal. 8)


PERTEMUAN 8

PELUANG KEJADIAN




PERTEMUAN 9


Contoh 4



PERTEMUAN 10
     Contoh 2


      Contoh 3


LATIHAN SOAL: MATERI Pertemuan 9 dan 10

 

1.    Pada pelemparan sebuah dadu tentukan peluang kejadian muncul mata dadu 5.

 

2.  Pada pelemparan sebuah logam dan sebuah dadu tentukan peluang munculnya angka pada uang logam dan mata dadu lebih dari 3.


3.    Sebuah kantong berisi 4 bola merah, 3 bola biru dan 3 bola hijau. Jika sebuah bola diambil secara acak, tentukan peluang terambilnya bola merah!


4.    Sebanyak 24 kartu diberi nomor 1 sampai 24. Tentukan peluang terambilnya kartu dengan nomor yang merupakan faktor dari 16.


5.  Suatu bibit padi mempunyai peluang tumbuh 0,82. Jika sekitar 1.000 bibit padi ditanam di sawah, maka berapa frekuensi harapan tumbuhnya bibit padi?

 

6.   Dua buah dadu dilempar undi secara bersama-sama sebanyak 216 kali. Berapakah frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 5?


7.  Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang kejadian munculnya mata dadu bukan angka genap!


8.  Peluang seseorang menderita penyakit cacar air di suatu daerah yang sedang terkena wabah adalah 0,8. Jika banyak penduduk di daerah tersebut adalah 600 orang, maka tentukan banyaknya penduduk yang tidak terkena penyakit tersebut!



PERTEMUAN 13

BAB II STATISTIKA

 

1). Pengertian dan Kegunaan Statistika

 

Statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan-pernyataan seperti:  pada  bulan  maret  tahun  2006  terjadi  kecelakaan  di  jalan  tol  Jagorawi sebanyak 15 kali, dengan korban meninggal dunia sebanyak 6 orang dan lainnya luka-luka. Ada sekitar 20 % usia produktif penduduk Indonesia menganggur, setiap 20 detik sebuah perusahaan sepeda motor menghasilkan satu produk dan sebagainya, yang sering kita dengar, baik dari media elektronik maupun dari media cetak. Instansi terkait menggunakan statistika untuk menilai  progress dari perusahaannya dimasa lalu dan juga dapat membuat rencana untuk masa yang akan datang.

 

Demikian pentingnya peranan statistika dalam kehidupan ini, baik dalam kegiatan pemerintahan, perusahaan maupun dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita juga perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan statistika tersebut.

Untuk keperluan praktis statistika dapat diartikan sebagai berikut:

 

a.  Dalam  arti  sempit,  statistika  berarti  statistik  yang  berarti  sekumpulan  data.

Misalnya statistik tentang penduduk, yang dimaksudkan adalah data atau keterangan berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlahnya, rata-rata umur, distribusinya, jumlah balita, jumlah angkatan kerja, jumlah usia sekolah, distribusi pekerjaan dan sebagainya).

 

b. Dalam arti luas, statistika berarti pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data , penyajian data , pengolahan data, penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan secara logis dan rasional tentang data tersebut.

 

Karena begitu panjang kegiatan dalam ilmu statistika tersebut, maka dalam pembahasannya Statistika dibagi menjadi 2, yaitu:

 

a.   Statistika  Deskriptif/Deduktif  adalah  statistika  yang  kegiatannya  dimulai  dari pengumpulan sampai pada analisis data yang paling sederhana, bersifat memberi gambaran suatu data apa adanya dan meringkas data agar mudah dibaca.

 

b.   Statistika  Inferensial/Induktif  adalah  statistika  yang  kegiatannya  dimulai  dari pengumpulan  data  sampai  pada  pengambilan  kesimpulan  secara  logis  dan rasional. Statistika ini dilakukan untuk menentukan kebijakan atau penelitian.

 

Kegunaan Statistika secara umum antara lain sebagai berikut:

 

ü  Memberikan cara mencatat data secara sistematis.

ü  Memberi petunjuk pada penelitian supaya berpola pikir dan bekerja secara pasti dan mantap.

ü  Dapat meringkas data dalam bentuk yang mudah dianalisis.

ü  Alat untuk memprediksi secara ilmiah dari suatu kejadian yang akan datang.

ü  Dapat menyelesaikan suatu gejala sebab akibat yang rumit.

 

 

Seorang pemimpin perusahaan mengambil manfaat dari statistika untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam   menjalankan tugasnya, diantaranya: perlukah mengangkat pegawai baru, sudah waktunyakah untuk merevitalisasi mesin-mesin yang ada, bermanfaatkah jika pegawai yang ada ditraining, berapa banyak produk yang diproduksi dan yang dapat diserap oleh pasar, berapa barang harus diproduksi pada tahun yang akan datang guna memenuhi kebutuhan konsumennya dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, statistika dapat dipergunakan sebagai berikut:

 

a.  Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada, sehingga dapat menghindari perencanaan yang ambisius yang menyebabkan tidak mudah untuk dilaksanakan.

b.    Alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan sehingga dapat diketahui sesegera mungkin terhadap kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dan dapat segera diperbaiki atau dikoreksi.

c.   Dasar evaluasi hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja yang telah ditargetkan dapat tercapai sesuai dengan rencana? Berapa persenkah ketercapaiannya? Hambatan- hambatan apa yang muncul dalam pelaksanaan rencana tersebut?

 

2). Data Statistika

 

Data  adalah  sekumpulan keterangan yang  dapat  menjelaskan sesuatu hal. Tidak mungkin ada kegiatan statistika tanpa adanya data. Data tidak memiliki arti yang signifikan tanpa adanya kegiatan statistika. Oleh karena itu pada kegiatan statistika mulai dari pengumpulan data sampai pada pengambilan kesimpulan secara logis dan rasional membutuhkan data yang baik.

Syarat-syarat data yang baik, yang dapat menganalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang valid, adalah sebagai berikut:

ü   Data harus objektif, yaitu data harus apa adanya dan tidak adanya rekayasa.

ü  Data harus representatif, yaitu data harus dapat mewakili dari keseluruhan objek pengamatan.

ü  Data harus reliabel, yaitu data yang memiliki kesalahan baku relatif kecil, sehingga jika membuat suatu perkiraan selisih antara perkiraan dengan sebenarnya sangat kecil.

ü  Data harus relevan, yaitu data harus sesuai dengan penelitian yang dikehendaki.

ü  Data harus uptodate, yaitu data yang digunakan harus data terbaru/terkini.

 

Sebelum pengumpulan data, seorang peneliti harus menentukan dahulu apakah data dalam bentuk populasi, yaitu keseluruhan data yang akan diteliti, atau data dalam bentuk sampel. Hal ini tergantung dari maksud dan tujuan dari penelitian tersebut. Untuk  keperluan  praktis,  pengumpulan  data  biasanya  dilakukan  dengan  cara pengambilan sebagian dari populasi yang dikenal dengan sampel. Sampling adalah cara pengumpulan data. Data yang diperoleh hasil sampling merupakan data perkiraan (estimate value). Jadi, misalnya dari 200 SMK di DKI Jakarta akan diteliti hanya 20 sekolah yang sama, maka hasil penelitian terhadap 20 sekolah tersebut merupakan suatu perkiraan.

 

Untuk keperluan penelitian yang variatif, dibutuhkan juga data yang variatif sehingga dapat menunjang dari hasil penelitian tersebut. Untuk itu data dibedakan beberapa macam antara lain:

 

x    Data menurut penyajiannya, terbagi menjadi:

o  Data tunggal, yaitu data yang disajikan satu per satu.

o Data  kelompok,  yaitu  data  yang  disajikan  berdasarkan  interval tertentu (dikelompok-kelompokkan).

 

    x   Data berdasarkan pengukurannya, terbagi menjadi:

Data  diskrit,  yaitu  data  yang  diperoleh  dari  hasil  menghitung,  misalkan jumlah rata-rata guru setiap SMK di Pulau Jawa ada 30 orang.

Data kontinu, yaitu data yang diperoleh dari hasil mengukur, misalkan rata- rata tinggi siswa SMK di DKI Jakarta adalah 160 cm

 x  Data berdasarkan sifatnya:

o Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan.

o Data  kualitatif, yaitu  data  yang  bukan  berbentuk angka,  melainkan  hanya keterangan, misalkan data tentang jenis kelamin, hobi, agama, dan lain-lain.

 

x   Data berdasarkan sumbernya:

Data internal, yaitu data yang diperoleh dari instansinya sendiri, misalkan untuk keperluan identitas pegawai suatu perusahaan, diambil data tentang personalia.

Data eksternal, yaitu data yang diperoleh dari luar instansinya sendiri, misalkan untuk keperluan tentang perkembangan harga produk suatu perusahaan, data yang diambil diluar perusahaan dengan tujuan untuk membandingkan harga

produknya.

x    Data berdasarkan cara memperolehnya:

Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari objeknya kemudian di olah sendiri, misalkan ingin mengetahui rata-rata produk sabun yang terpakai tiap bulan, langsung memberikan wawancara atau memberi kuesioner kepada masyarakat tertentu.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah dikelola pihak lain yang sudah dipublikasikan, misalkan  dari majalah, Biro Pusat Statistik, dan lain-lain.

 


3). Pengumpulan Data


Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah terlebih dahulu harus mengetahui untuk apa  data tersebut dikumpulkan. Apakah data tersebut sekadar untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu keadaan/permasalahan atau untuk memecahkan suatu permasalahan. Apapun tujuan pengumpulan data, terlebih dahulu harus diketahui jenis elemen atau objek yang akan diselidiki.

 

Tujuan pengumpulan data selain untuk mengetahui jumlah/banyaknya elemen juga untuk mengetahui karakteristik dari elemen-elemen tersebut. Karakteristik adalah sifat- sifat,  ciri-ciri  atau  hal-hal  yang  dimiliki  oleh  elemen  tersebut,  yaitu  keterangan mengenai elemen. Misalnya, elemen itu pegawai suatu perusahaan, maka karakteristik yang perlu diketahui antara lain jenis kelamin, pendidikan, usia masa kerja, gaji, golongan dan sebagainya. Seringkali data yang dikumpulkan menyebar pada wilayah yang luas dan sangat variatif, misalnya data tentang penduduk dan biasa disebut dengan populasi, yakni kumpulan data yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Misalnya, seluruh siswa di DKI Jakarta merupakan suatu populasi. Elemen dari data adalah orang, yaitu siswa di DKI Jakarta. Walaupun jenisnya sama tetapi karakteristik secara keseluruhan akan berlainan, misalnya siswa sekolah dasar (SD), SMP, SMA, dan SMK, usia, tempat tinggal, dan sebagainya.

 

Ada beberapa cara pengumpulan data, antara lain:

 

a. Penelitian Langsung di lapangan atau laboratorium


Penelitian di lapangan biasanya disebut dengan observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya penelitian terhadap situs-situs purbakala dan penelitian di dalam laboratorium. Pelaksanaan pengamatan dapat dilakukan dengan:

             x     Pengamatan  langsung,  yaitu  pengamatan  yang  dilakukan  tanpa  perantara

          (secara langsung) terhadap objek yang diteliti.

      x    Pengamatan tak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap objek melalui 

        perantaraan suatu alat atau cara.

                        x    Pengamatan partisipasif, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian

      atau melibatkan diri dalam situasi yang dialami oleh responden. Cara  ini  banyak 

       dilakukan  terutama  dalam  penelitian  psikologi,  sosiologi maupun antropologi.

 b.  Interview (wawancara)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden. Pada wawancarlangsung,   peneliti  mengadakan   tatap   muka   langsung   dengan   responden, sedangkan pada wawancara tidak langsung, peneliti mewawancarai perantara yang tahu persis tentang objek yang diteliti.

 c.  Kuesioner (Angket)

 Angket  dapat  dipandang   sebagai  teknik  pengumpulan  data  yang   banyak kesamaannya  dengan  wawancara.  Perbedaannya  adalah  wawancara  dilakukansecara  lisan,  sedangkan  angket  dilakukan  secara  tertulis.  Bentuk  penyusunan angket ada dua macam, yaitu:

x    Angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban.

x    Angket tak berstruktur, yaitu angket yang tidak menyediakan kemungkinan jawaban.

 





      7. Perhatikan diagram berikut!
 




PERTEMUAN 14 (3 November 2020)










 



PERTEMUAN 15 (10 Nov 2020)




 








Untuk lebih memahami silahkan simak video berikut

















0 komentar:

Posting Komentar